Minggu, 25 November 2012

Monisa sebagai pusat study islam di masa mendatang
        Dalam bukunya yang berjudul Monumen Islam Asia Tenggara(MONISA) Dalam Lintasan Sejarah Bangsa, yang di susun oleh M,Arifin Amin BA, sebagai sekretaris 1 yayasan MONISA, Pada halaman 46 BAB IV yang bertuliskan Kalimat Monisa Dalam Lintasan Sejarah Bangsa.
            Monumen Asia Tengggara yaitu nama yayasan yang berhasil di cetuskan dalam seminar Sejarah masuk dan berkembangnya islam di ACEH dan NUSANTARA di Rantau Kuala Simpang tanggal 25-30 september 1980. yang lalu, Yang lahir kembali setelah dilupakan kemudian digali ternyata ditemukan menjelma dalam wajah lain yaitu MONISA.
            Ketentuan demi ketentuan telah tertulis berdasarkan hasil hasil seminar sebelumnya, Sejak 4 bulan 17 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 3 januari 1946 lahirlah Departemen Agama RI untuk mengatur tentang Keagamaan di Negara kita ini, Untuk mengembalikan Kemurnian Sejarah Islam di Indonesia yang selama penjajahan belanda telah diselewengkan dari kenyataan dan kebenaran islam. Sebagaimana yang ditulis oleh pengarang pengarang Islam Menyatakan bahwa, Islam telah ke nusantara Indonesia ini sejak abad 1 H atau abad ke 7 atau abad ke 13 M.
             Upaya pengembalian Kebenaran Sejarah Islam di Indonesia yang dilakukan Departemen Agama melaluiu seminar seminar Sejarah Islam yang diserahi tugas kepada MPU pusat dan daerah Tk 1/ ll dalam wilayah RI.
             Seminar yang pertama di jajaki pada tahun 1963 di medan, kemudian pada tahun 1978 di Banda Aceh, Untuk mengambil kesimpulan yang lebih signifikan pada tahun 1980 di adakan Seminar di Rantau Kuala Simpang Aceh Timur, yang dihadiri Oleh ahli Sejarah Negara Malaysia, Pakistan, India, Australia, Prancis, dan seluruh ahli Sejarah di tanah air Indonesia.
            Lahirlah delapan point kesimpulan dari seminar pada tahun 1980, yang pada point delapan kesimpulan berpendapat Bahwa Islam telah berperan dalam membentuk kepribadian Indonesia yang berpandangan Hidup Pancasila. Melalui Seminar tersebut juga lahir 10 Point saran saran yang diputuskan.
            Pada saran point ke 6 dikatakan, Untuk lebih menghayati proses sejarah yang terjadi pada masa lalu dan guna membangun masa depan yang lebih baik maka di daerah aceh perlu di bangun MONUMEN PERJUANGAN di Banda Aceh dan monument Islam asia tenggara  di peureulak.
             Dan pada halaman 46 Bab IV dalam buku yang disusun oleh M.Arifin BA, pada huruf A paragraf pertama tersebut menuliskan pada tanggal 28 desember 1981 Rapat yang diadakan setelah yayasan MONISA terbentuk, Maka lahirlah beberapa keputusan tentang Program dalam menempuh Pembangunan, Maka pada tanggal 23 desember 1983, telah datang team 4 dari Jakarta yang akan membuat suatu Maket/ Design yang sempurna untuk dapat dibangun sebagaimana mestinya, Team 4 ini akan mempedomani Maket Perencana yang dibuat oleh saudara Wim Sutrisno seorang arsitek kantor gubernur daista dan bahan bahan lain yang diberikan yayasan MONISA.
             Pembangunan Monisa sejak pembuatan Maket/Design sudah terbentur dan belum selesai,hanya bersabar dan menuggu ketika Kerajaan Malaysia juga Melaka selalu minta dikirim Design mereka akan membantu Pembangunan MONISA, demikian juga para dermawan di Jakarta, Medan, Banda Aceh dll. Ditanah air  selalu minta gambar mereka akan menyumbang, tapi yayasan Monisa tetap tidak bisa berbuat apa apa, selain hanya bersabar dan menunggu.
             Isi demi isi pada huruf B,C, menceritakan tentang kejayaan bangsa dan kejayaan Islam dimasa lalu, dan khususnya pada huruf D Bab lV halaman 46 tersebut bertuliskan” Monumen Asia Tenggara akan menjadi pusat study Islam masa yang akan datang dilemgkapi dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan yang mengikat dengan masalah umum dfan menyangkut dengam pengetahuan agama islam dalam berbagai macam firqah islam yang akan dipelajari sebagai ilmu perbandingan sehingga masyarakat islam dapat mengetahui mana ajaran islam yang sesat dan ajaran islam yang tidak sesat berdasarkan aqidah islamiah dengan mempelajari tentang  pendapat pendapat ahli mazhab imam Hanafi, Mazhab Imam Maliky, Mazhab Imam Syafii, dan Mazhab Imam Hambaly, sehingga umat islam dapat mengetahui secara mendalam tentang mazhas mazhab yang ada diislam, juga akan dipelajari tantang tarikat Islam mana yang boleh di ikut mana yang tidak boleh karena akan membawa kepada kesesatan dalam beraqidah.
             Jelas kepada kita bahwa pada saat bila Monisa sudah siap dari pembangunannya secara tuntas maka Monisa akan berperan sebagai pusat study Islam dikawasan Asia Tenggara.Dalam hal  Monisa sebagai pusat study islam khususnya bagi masyarakat Islam Indonesia dan SE-Asia tenggara pada Umumnya Untuk Memberikan dukunnganya baik dalam bentuk Moril dan Materil dalam proses pembangunan Monisa yang berada di desa paya meligau kecamatan peureulak.
            Terkait hal ini Makam Makam bersejarah yang tersebar di berbagai daerah khususnya di kabupaten Aceh Timur makam makam tersebut dapat kita temui di Bandrung dan paya meligau, Tualamg Peureulak, Krung Tuan, Seumanah dalam 6 KM. Ke barat dari krung Tuan,Bukit Cek Brek Kabu, Gunung Kala Bayeun, dll. Khususnya Makam yang berada di Desa Seumanah Jaya, Krueng Tuan Makam yang sering disebut sebut oleh warga ini adalah Makam Seoramg Tuan Putri Yang bernama Putri Nurul A’la, Pada saat yang sama Pada tanggal (4/10/2012) jam 09.00 WIB hari kamis wartawan media TiPIKOR mengunjungi Lokasi, mengkonfirmasi salah seorang pengunjung Syahkebandi (60 thn) warga desa Teumpeun mengatakan” saya datang kemari Untuk menunaikan shalat hajat 2 Rakaat sesuai dengan janji saya dulu ketika saya masih sakit dan sekarang saya sudah sembuh, makanya saya datang ke Makam Putri Nurul A’la ini untuk melepaskan hajatan saya” pungkasnya. Di tambahkannya Kami sangat menyesalkan karena disaat kami mau mengambil wudhu bak air kosong tidak air dan kami harus ke sungai yang berjarak 100 M, dan sekeliling Makam yang juga Kotor seperti halaman yang jarang di bersihkan di semaki oleh daun daun pohon yang berada di sekitar halaman makam, dan ketika kami hendak pulang kotak juga tidak ada sehingga kami letakkan di batu. Kami mengharap Kepada masyarakat seumanah jaya khususnya dan pemerintah daerah umumnya untuk lebih mmperhatikan kondisi kondisi pemakaman pemakaman bersejarah sebagai bukti kejayaan islam juga sebagai bukti sejarah bahwa peureulak Aceh Timur adalah daerah kerajaan  islam yang pertama perkembnganya di Asia Tenggara. (hendri)        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar