Minggu, 25 November 2012

Aceh Timur:
     Warga desa seumanah jaya(19/09) kecamatann Ranto Peureulak kabupaten Aceh Timur mengeluhkan pemerintah karna tidak ada keseriusan dalam hal mengatasi persoalan gajah liar yang hingga saat ini belum ada solusi untuk penangananya, sehingga meresakan masyarakat. Sementara tanaman milik masyarakat, seperti karet, sawet, coklat dan tanaman lainya terancam musnah akibat ulah binatang raksasa itu.
            Kami akan  sangat  terus menderita apabila pemerintah tidak segera memikirkan persoalan konflik gajah dengan manusia yang sudah bertahun tahun di Aceh Timur, tepatnya di desa seumanah jaya kecamatan Ranto Peureulak  kata seorang warga setempat Pak zakaria (50th) kepada media di lokasi.” Jika hal ini terus didiamkan kemungkinan besar kemelaratan akan terjadi dan harapan masyarakat untuk bisa memanen hasil hanya menjadi mimpi dan akan jauh dari kesejahteraan, karena selama ini setiap pembukaan dan penanaman lahan baru, seperti sawit, coklat, dan tanaman lainya habis musnah setiap kali gajah gajah itu masuk keareal perkebunan kami pungkasnya.
            Kepala dusun M.sabri(46)mengatakan sudah banyak upaya untuk mencegah kami lakukan, seperti membunyikan mercun, menyalakan lampu, dan bahkan Seorang warga Ardi (20) mengakui nekat setiap malam berjaga di kebun meski hal tersebut sangat beresiko, tetapi tetap saja upaya kami tidak dapat mencegahnya. Hal inilah yang membuat semangat kami terkadang lemah dan ada juga yang putus asa sehingga pasrah meninggalkan kebunnya dan berpindah keluar daerah untuk tidak berkebun lagi, namun sebagian ada yang tetap bertahan,karna hanya berkebunlah harapan satu satunya yang dapat menghidupi keluarga mereka, ujanya M,sabri
            Kepala desa Jamian saat dikomfirmasi mengatakan gangguan satwa liar yang dilindungi  oleh Negara itu yang menyebabkan masyarakat menjadi melarat kini sudah bener benar emergency dan harus segera di tangani oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) aceh, karena selama ini upaya meminta bantuan kepada pemerintah kabupaten melalui dinas dinas terkait ia mengatakan bahwa tidak adanya hasil solusi yang positif hal ini juga ia katakan upaya meminta bentuan selama ini dialasankan karena tidak adanya anggaran untuk evakuasi.
             Menurutnya juga kemungkinan adanya indikasi masyarakat ingin memberikan racun apabila satwa liar tersebut terus terusan mengamuk dan menghancurkan kebun masyarakat, namun hal ini kita minta untuk tidakdilakukan apabila pemerintah segera memrikan solusi dan penangannya, karena binatang liar tersebut (gajah) adalah satwa liar yang dilindungi oleh Negara.
            Ia menambahkan sudah sepatutnya pemerintah memikirkan persoalan gajah yabg meng obrak abrik tanaman masyarakat, bahkan sebagian warga yabg aa diplosok terpaksa meninggalkan lahan parkebunanya akibat sudah tidak adanya mata pencarian lagi setelah sejumlah tanamanya dihancurkan oleh binatang liar itu. hendry








Tidak ada komentar:

Posting Komentar