Selasa, 25 Maret 2014

Fenomena Gunung Es Penyebaran kuman TBC di Aceh Timur

Komunitas Peduli TBC (KPT) Aceh Timur, menyelengarakan diskusi terbuka tentang “ Peduli TBC “   


















Fenomena Gunung Es Penyebaran kuman TBC di Aceh Timur
Aceh Timur--TBC merupakan penyakit menular. Di Indonesia prevalensi penyakit TBC sudah menurun beberapa tahun terakhir namun jumlah penderita masih cukup tinggi.  Indonesia merupakan peringkat empat terbanyak penderita TBC setelah Cina, India dan Afrika Selatan. Prevalensi  TBC di Indonesia pada tahun 2013  ialah 297 per 100.000  penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000  kasus. Total kasus hingga 2013  mencapai sekitar 800.000 sampai 900.000  kasus. (data Kompas, senin, 3 Maret 2014).
Di  Aceh Timur, kasus TBC masih sering dijumpai. Staf Bidang Kesehatan Yayasan Sheep Indonesia Sekretariat Aceh Timur, Kristina, mengatakan saat ini sedikitnya ada 200 -an orang  penderita TBC di Aceh Timur. Ini hanya gambaran yang tampak, artinya masih banyak penderita yang belum terdeteksi.
“ Ini fenomena gunung es, karena satu penderita bisa menularkan ke sejumlah orang lain, jadi ada kemungkinan jumlah kasus TBC ini lebih besar,” ungkap Kristina.
Selain kasus TBC pada orang dewasa, juga ditemukan kasus TBC pada anak. Berdasarkan hasil tes tuberkulin pada anak yang dilakukan Yayasan Sheep Indonesia di Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Julok dan Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, pada 16/ 3/2014, sedikitnya 25 persen anak dari tiga Kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, positif terjangkit kuman TBC.
Sementara dari hasil penelitian tesis dr. Sasilia Daniel. MKT,  (Magister Kesehatan Penyakit Tropis) tahun 2013 lalu, sekitar 86 persen anak di Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, terjangkit kuman TBC.
Kristina mengungkapkan, di Kecamatan Simpang Jernih, dari 3 desa yaitu Tampor Bor, Tampor Paloh dan Desa Melidi,  hasil tes tuberkulin membuktikan  44 persen dinyatakan positif TBC. Khusus Desa Melidi dari tes tuberkulin 50 persen anak positif terjangkit kuman TBC. Bahkan ditemukan kasus, dari ayah yang menderita TBC, telah menularkan semua anggota keluarga terjangkit kuman TBC.
“ Masih ada anak-anak dari keluarga yang positif TBC belum di screening, jadi belum terdeteksi sehingga masih mungkin adanya ditemukan kasus TBC pada anak,” uncap Kristina.
Tes tuberkulin yang dilakukan baru di empat Kecamatan di Aceh Timur yaitu Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Julok, Kecamatan Nurussalam dan Kecamatan Simpang Jernih.
Ketika kasus TBC ini tidak ditangani dengan baik, teruatama TBC pada anak, ini akan mempengaruhi sumber daya manusia di Aceh Timur ke depan.

Karena itu,  Komunitas Peduli TBC (KPT) Aceh Timur, menyelengarakan diskusi terbuka tentang “ Peduli TBC “. Diskusi ini melibatkan masyarakat serta stakeholder terkait agar memiliki kepedulian terhadap kasus TBC di Aceh Timur. Komunitas Peduli TBC (KPT) Aceh Timur adalah para Relawan Kesehatan Desa (RKD), penderita TBC dan mantan penderita TBC. KPT terbentuk Desember 2012 dengan jumlah anggota saat ini sekitar 64 orang. 
Riza Yana, Sekretaris KPT Aceh Timur mengatakan sangat penting kepedulian semua pihak untuk menurunan kasus TBC di Aceh Timur. Tujuan diskusi adalah agar masyarakat, pemerintah dan non pemerintah Aceh Timur memahami tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) dan perkembangannya di Aceh Timur.
“Selama ini pemerintah belum menyiapkan obat untuk tes tuberkulin pada anak. Harapan kami semoga pemerintah bisa menyediakannya, sehingga kasus TBC pada anak bisa cepat terdeteksi dan dapat tertangani dengan baik,” ungkap Riza Yana.
Narasumber pada diskusi adalah dr.Sasilia Daniel, MKT ( Magister Kesehatan Penyakit Tropis) , dr.Zulfikri (Dinas Kesehatan Aceh Timur) dan Perwakilan dari Komunitas Peduli TBC (KPT) Aceh Timur.
Materi yang disampaikan dalam diskusi tentang perkembangan kasus TBC di Aceh Timur, tentang penyakit TB dan sharing pengalaman KPT dalam melakukan pendampingan penderita TBC.
Selesai acara diskusi para relawan akan membagi-bagikan stiker yang bertuliskan seruan dan himbauan tentang pencegahan dan pengobatan penyakit TBC. Para relawan KPT juga berkampanye mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap TBC agar penyebaran penyakit  ini dapat cegah serta menurunkan angka penderita TBC khususnya di Aceh Timur.
Diskusi dan kampanye ini atas kerjasama antara KPT dengan Yayasan SHEEP Indonesia sekretariat Aceh Timur dan dinas Kesehatan Aceh Timur dalam rangka penanggulangan penyakit TBC. Bertepatan pula dengan memperingati hari TBC se-dunia tanggal 24 Maret setiap tahun. Kampanye “ Peduli TB ” ini pertamakali dilakukan di Aceh.
Manager Yayasan Sheep Indonesia sekretariat Aceh Timur, Heri Sasmito Wibowo mengatakan acara ini dalam rangka untuk menggugah masyarakat bahwa ada bahaya yang mengancam yaitu penularan kuman TBC. Dari hasil tes uji tuberkulin ternyata penyakit TBC ini sudah pada tingkat memprihatinkan.
“ Ada seorang ayah terkena TBC, lalu dilakukan tes tuberkulin pada anaknya dan ternyata ke empat orang anak tersebut dinyatakan positif terjangkit kuman TBC”.
Disnilah sebenarnya dibutuhkan kepedulian dari semua stokeholder yang ada, masyarakat, Pemerintah, tokoh masyarakat dan semua pihak. (HEN/AT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar