Komplik gajah berkepanjangan masyarakat
jadi menderita
“Akibat
ajah-gajah liar musnahkan tanaman kesejahteraan hanya jadi mimpi bagi kami”
Aceh Timur-- SBN
Terciptanya sebuah kesejahteraan tidak terlepas dari
konsep-konsep pembangunan ekonomi yang baik,
sebuah tolak ukur nya ialah pemerintah mampu menciptakan masyarakat yang
terjamin secara financial, mapan secara sosial dan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhinya kebutuhan
pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, pendidikan, maupun
kesehatannya, oleh karena itu.
kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata;
melainkan juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem
sosial.
Timbulnya kata keprihatinan akibat dari penderitaan
masyarakat Aceh Timur, kecamatan Ranto Peureulak dan sekitarnya yang sudah
menjadi derita berkepanjangan di rasakan masyarakat dari sejak Aceh masih di
landa konflik hingga sekarang akibat dari komplik gajah liar yang sampai saat
ini tidak ada upaya penanggulangannya dari pihak pemerintah” jelas Jamian Kepala desa
Seumanah Jaya, kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh timur (29/4) kepada
wartawan di lokasi.
Akibat dari konflik gajah liar dengan masyarakat,
menyebabkan masyarakat semakin jauh dari kesejahteraan.
Pasalnnya, mayoritas masyarakat yang di dominasi petani
karet, sawit, coklat, dan tanaman palawija lainnya, sebagai penyokong untuk
menanggulangi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah tidak dapat
lagi di andalkan, di katakan oleh kepala dusun
M. Sabri , kami tidak mampu lagi menanggulangi tuntutan
kebutuhan ekonomi dan sosial kami, kami sangat menderita, tidak ada tanaman
tani kami yang bisa di andalkan hasilnya bahkan terancan punah semuannya akibat
dari ulah binatang raksasa yang terus menerus manghancurkan tanaman kami,
sawit, coklat, karet, dan tanaman-tanaman palawija lainnya,
Tambahnya, kami petani hanya hasil produksi tani yang
menjadi sebuah tolak ukur kesejahteraan kami dalam menanggulangi segala
kebutuhan hidup kami. Jelasnya.
“Gajah-gajah liar ini, sudah sangat menyengsarakan kami,
tidak ada upaya apapun yang bisa kami lakukan untuk mencegahnya, hanya selama
ini pencegahan yang kami lakukan mengusir kembali ke hutan dengan menggunakan
mercun.
Ardi salah satu warga mengatakan” gajah-gajah liar ini sudah
sangat emergenci, setiap malam memangsa tanaman rakyat, sawit, karet, coklat
dan tanaman palawija lainnya, terkadang juga hingga masuk ke dalam pemukiman
warga, jadi akibat ajah-gajah liar ini musnahkan tanaman rakyat, kesejahteraan
hanya jadi mimpi bagi kami” jelasnnya. (hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar