Sabtu, 04 Mei 2013

Gajah Liar Aceh Timur



Komplik gajah berkepanjangan masyarakat jadi menderita
“Akibat ajah-gajah liar musnahkan tanaman kesejahteraan hanya jadi mimpi bagi kami”
Aceh Timur-- SBN
Terciptanya sebuah kesejahteraan tidak terlepas dari konsep-konsep pembangunan ekonomi yang baik,  sebuah tolak ukur nya ialah pemerintah mampu menciptakan masyarakat yang terjamin secara financial, mapan secara sosial dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, pendidikan, maupun kesehatannya, oleh karena itu.
kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata; melainkan juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial.
Timbulnya kata keprihatinan akibat dari penderitaan masyarakat Aceh Timur, kecamatan Ranto Peureulak dan sekitarnya yang sudah menjadi derita berkepanjangan di rasakan masyarakat dari sejak Aceh masih di landa konflik hingga sekarang akibat dari komplik gajah liar yang sampai saat ini tidak ada upaya penanggulangannya dari  pihak pemerintah” jelas Jamian Kepala desa Seumanah Jaya, kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh timur (29/4) kepada wartawan di lokasi.
Akibat dari konflik gajah liar dengan masyarakat, menyebabkan masyarakat semakin jauh dari kesejahteraan.
Pasalnnya, mayoritas masyarakat yang di dominasi petani karet, sawit, coklat, dan tanaman palawija lainnya, sebagai penyokong untuk menanggulangi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah tidak dapat lagi di andalkan, di katakan oleh kepala dusun 
M. Sabri , kami tidak mampu lagi menanggulangi tuntutan kebutuhan ekonomi dan sosial kami, kami sangat menderita, tidak ada tanaman tani kami yang bisa di andalkan hasilnya bahkan terancan punah semuannya akibat dari ulah binatang raksasa yang terus menerus manghancurkan tanaman kami, sawit, coklat, karet, dan tanaman-tanaman palawija lainnya,
Tambahnya, kami petani hanya hasil produksi tani yang menjadi sebuah tolak ukur kesejahteraan kami dalam menanggulangi segala kebutuhan hidup kami. Jelasnya.
“Gajah-gajah liar ini, sudah sangat menyengsarakan kami, tidak ada upaya apapun yang bisa kami lakukan untuk mencegahnya, hanya selama ini pencegahan yang kami lakukan mengusir kembali ke hutan dengan menggunakan mercun.
Ardi salah satu warga mengatakan” gajah-gajah liar ini sudah sangat emergenci, setiap malam memangsa tanaman rakyat, sawit, karet, coklat dan tanaman palawija lainnya, terkadang juga hingga masuk ke dalam pemukiman warga, jadi akibat ajah-gajah liar ini musnahkan tanaman rakyat, kesejahteraan hanya jadi mimpi bagi kami” jelasnnya. (hen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar