Aceh
Timur: Desa cek adalah salah satu desa dari 38 desa di wilayah
kecamatan peureulak kota, yang berada berkisar 26 km dari pusat
kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 700 kepala keluarga, dan
umumnya masyarakat berkehidupan mengandalkan hasil pertanian dan
perkebunan, tepatnya lokasi perkebunan masyararkat berada di lereng
guinung meranti yang jarak tempuh dari pemukimam ke lokasi ladang
mencapai jarak 8 km, keterangan yang kita himpun(19/09)dari seorang
tokoh masyarakat setempat yaitu ketua tuha peut gampoung, H.Yusuf
ahmad,
Saat kita menelusuri jalan tempuh menuju perkebunan ke gunung meranti
kita melihat 3 km dari tempat pemukiman menuju ke lokasi ladang telah
mendapat realisai bantuan pengerasan jalan dari PNPM dan BKPG, namun hal
ini belum juga di artikan bahwa akses transportasi ke kebun dapat
dikatan maksimal, soalnya 5 km jarak tempuh masyarakat ke lokasi
perkebunan harus berjalan kaki di sebabkan karena selain kondisi jalan
becek dan berlumpur juga di karenakan beberapa titik jalan menuju ke
lokasi tidak ada jembatan akibatnya tidak bisa di lalui kendaraan, kata
seorang warga M.Dan Usman. kepada media di tambahkanya tuha peut
gampoung mewakili warga mengatakan, walaupun begitu kami sangat
berterimakasih kepada pemerintah melalui PNPM dan BKPG yang telah
membatu mempermudah akses tempuh kami ke kebun dengan program dan
kegiatan pengerasan penimbunan jalan sepanjang 3 km.
pada kesempatan yang sama saat wartawan menuju pulang dari lokasi, di
dampingi oleh tokoh kepala desa M.Zaini
Muharam menuju ke titik lokasi pembangunan infrastruktur pembangunan
jembatan gantung yang menghubungkan desa cek mbon wilayah kecamatan
peureulak kota dengan desa beurandang yang berada di wilayah kecamatan
ranto peureulak,Dikatakanya masyarakat sangat berharap kepada pemerintah
setempat untuk memberikan kapastian kapan pengerjaan dan pelaksanaan
proyek jembatan gantung tersebut, dalam hal ini proses pembangunannya
akan di lanjutkan, karena selama ini proyek yang besar anggaran 2,7 M
dan pengerjaan awal tahun 2011 tersebut sudah hampir 8 bulan terakhir
ini terhenti dan tidak tahu jelas tentang apa penyebab terhentinya,
kami selaku warga hanya bisa berharap kepada pemerintah dan juga kepada
Bapak Bupati dan selaku Pemimpin daerah kabupaten aceh timur yang baru
agar menginstruksikan kepada pihak pelaksana pembangunan proyek jembatan
yang kini sudah selesai 50 persen tersebut agar segera dikerjakan
menuju tahap penyelesaian, karena
selain kami sangat jauh menempuh jarak melewati jalan asamera untuk
keluar menuju kota peureulak juga sangat jauh bagi anak anak kami untuk
setiap harinya pergi ke sekolah.
hal ini juga menyebabkan harga jual barang barang hasil pertanian kami
jauh lebih rendah harga jualnya di bandingakan dengan daerah daerah
lain, oleh karena itu selama tidak rampungnya prasarana jambatan
tersebut maka selama itu juga kami akan merasakan dampaknya, pungkasnya
kepada media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar