Minggu, 25 November 2012

Aceh Timur: Desa cek adalah salah satu desa dari 38 desa di wilayah kecamatan peureulak kota, yang berada berkisar 26 km dari pusat kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 700 kepala keluarga, dan umumnya masyarakat berkehidupan mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan, tepatnya  lokasi perkebunan masyararkat berada di lereng guinung meranti yang  jarak tempuh dari pemukimam ke lokasi ladang mencapai jarak 8 km, keterangan yang kita himpun(19/09)dari seorang tokoh masyarakat setempat yaitu ketua tuha peut gampoung,  H.Yusuf ahmad,
      Saat kita menelusuri jalan tempuh menuju perkebunan ke gunung meranti kita melihat 3 km dari tempat pemukiman menuju ke lokasi ladang telah mendapat realisai bantuan pengerasan jalan dari PNPM dan BKPG, namun hal ini belum juga di artikan bahwa akses transportasi ke kebun dapat dikatan maksimal, soalnya 5 km jarak tempuh masyarakat ke lokasi perkebunan harus berjalan kaki di sebabkan karena selain kondisi jalan becek dan berlumpur juga di karenakan beberapa titik jalan menuju ke lokasi tidak ada jembatan akibatnya tidak bisa di lalui kendaraan, kata seorang warga M.Dan Usman. kepada media di tambahkanya tuha peut gampoung mewakili warga mengatakan, walaupun begitu kami sangat berterimakasih kepada pemerintah melalui PNPM dan BKPG yang telah membatu mempermudah akses tempuh kami ke kebun dengan program dan kegiatan pengerasan penimbunan jalan sepanjang 3 km.
    pada kesempatan yang sama saat wartawan menuju pulang dari lokasi, di dampingi oleh tokoh kepala desa M.Zaini Muharam menuju ke titik lokasi pembangunan infrastruktur pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan desa cek mbon  wilayah kecamatan peureulak kota dengan desa beurandang yang berada di wilayah kecamatan ranto peureulak,Dikatakanya masyarakat sangat berharap kepada pemerintah setempat untuk memberikan kapastian kapan pengerjaan dan pelaksanaan proyek jembatan gantung tersebut, dalam hal ini  proses pembangunannya akan di lanjutkan, karena selama ini proyek yang besar anggaran 2,7 M dan pengerjaan awal tahun 2011 tersebut sudah hampir 8 bulan terakhir ini terhenti dan tidak tahu jelas tentang apa penyebab terhentinya, kami  selaku warga hanya bisa berharap kepada pemerintah dan juga kepada Bapak Bupati dan selaku Pemimpin daerah kabupaten aceh timur yang baru agar menginstruksikan kepada pihak pelaksana pembangunan proyek jembatan yang kini sudah selesai 50 persen  tersebut agar segera dikerjakan menuju tahap penyelesaian, karena selain kami sangat jauh menempuh jarak melewati jalan asamera untuk keluar menuju kota peureulak juga sangat jauh bagi anak anak kami untuk setiap harinya pergi ke sekolah.
     hal ini juga menyebabkan harga jual barang barang hasil pertanian kami jauh lebih rendah harga jualnya di bandingakan dengan daerah daerah lain, oleh karena itu selama tidak rampungnya prasarana jambatan tersebut maka selama itu juga kami akan merasakan dampaknya, pungkasnya kepada media.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar